Setiap manusia yang dilandasi keimanan didalam hidupnya,, pasti dalam hati,, fikiran,, dan tindakannya ingin selalu dihiasi dengan kebaikan. Mereka selalu berlomba - lomba dalam kebaikan. Namun,, apakah niat tulus mereka selalu semulus apa yang mereka harapkan???
Faktanya,, tidak. Ya, tidak selalu seperti itu. Terkadang kebaikan yg telah dilakukan, seiring dengan datangnya ujian. Dan ujian itu pun terkadang terasa sangat berat. Bahkan, terkadang terbesit fikiran kotor untuk berbalik arah,, menghentikan segal niat tulusnya,, lalu mencederai kebaikan - kebaikan yg telah mereka perbuat. Ego di hati semakin tinggi. Inginnya tetap berada didalam kebaikan. Namun, apa daya ujian terkadang datang bertubi - tubi. Menggoda hati untuk melupakan segala niat tulus dari kebaikan.
“Laa yukallifullaahu
nafsan illa wus-‘ahaa”
Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai kemampuannya (AlBaqarah:287).
Ya,, ujian itu tidak akan melebihi kemampuan kita. Tanpa kita sadari,, mental kita sudah dipersiapkan oleh ALLAH untuk kuat menghadapi ujian - ujian yang datang. Untuk itu, kenapa harus takut. ALLAH sudah menjajikan itu, berarti, kita hanya tinggal meredam ego kita, & mempercayai ALLAH, lalu luruskan niat kita untuk berbuat kebaikan. InsyaALLAH, ujian - ujian itu tidak akan mencidereai kebaikan kita. Bahkan ujian itu malah akan menjadi hiasan - hiasan dalam segala kebaikan kita agar menjadi sarana mencapai keridhaan ALLAH taala.
Source of assistance : The amazing book,, "Malfuzhat"
